Manfaat Tanam Benang Non-Bedah untuk Pasien dan Dokter Ortopedi

• 30/11/2024 19:19

Tanam benang non-bedah adalah prosedur medis yang telah menjadi populer dalam bidang ortopedi. Proses ini melibatkan penggunaan benang non-absorbable yang ditanam di dalam jaringan lunak sekitar sendi untuk menguatkan atau menstabilkan sendi yang lemah atau rapuh. Dalam artikel ini, kami akan membahas mengapa, bagaimana, seberapa mahal, di mana, apa dan siapa yang terlibat dalam prosedur ini.

Manfaat Tanam Benang Non-Bedah untuk Pasien dan Dokter Ortopedi

1. Mengapa memilih tanam benang non-bedah?

Tanam benang non-bedah menjadi pilihan yang menarik karena memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan prosedur bedah tradisional. Pertama, tanam benang non-bedah merupakan prosedur non-invasif yang tidak memerlukan sayatan besar, sehingga pasien mengalami waktu pemulihan yang lebih cepat. Kedua, risiko infeksi dan kerusakan jaringan juga lebih rendah dibandingkan dengan operasi. Ketiga, dengan menggunakan teknik ini, pasien menghindari risiko anestesi umum yang terkait dengan tindakan bedah.

2. Bagaimana prosedur tanam benang non-bedah dilakukan?

Prosedur tanam benang non-bedah biasanya dilakukan di ruang operasi dengan bimbingan sinar-X atau ultrasound. Dokter bedah akan melakukan sayatan kecil di daerah yang akan diperkuat dan memasukkan benang non-absorbable melalui jarum khusus ke dalam jaringan yang membutuhkan penguatan. Benang kemudian ditarik dan diikat dengan cara yang memperkuat jaringan sekitarnya. Seluruh prosedur ini dilakukan dalam beberapa jam dan pasien biasanya dapat pulang pada hari yang sama.

3. Berapa biaya yang terlibat dalam tanam benang non-bedah?

Biaya yang terkait dengan tanam benang non-bedah dapat bervariasi tergantung pada kompleksitas kasus dan lokasi geografis. Secara umum, biaya prosedur ini di Indonesia berkisar antara Rp 10.000.000 hingga Rp 20.000.000. Namun, biaya tersebut tidak termasuk biaya pemeriksaan pra-operasi, perawatan pasca-operasi, dan pemeriksaan tindak lanjut.

4. Di mana tanam benang non-bedah dapat dilakukan di Indonesia?

Prosedur tanam benang non-bedah dapat dilakukan di berbagai fasilitas medis di Indonesia, termasuk rumah sakit terkemuka dan klinik ortopedi. Pasien disarankan untuk mencari dokter yang berpengalaman dalam melakukan prosedur ini, agar mereka mendapatkan hasil yang optimal dan aman.

5. Apa hasil yang dapat dicapai melalui tanam benang non-bedah?

Tanam benang non-bedah telah terbukti efektif dalam menguatkan sendi yang lemah atau rapuh, serta mengurangi risiko cedera lebih lanjut. Prosedur ini terutama menguntungkan bagi pasien yang menderita instabilitas sendi, kerusakan ligamen, atau robekan pada jaringan lunak di sekitar sendi. Setelah prosedur, pasien dapat mengalami peningkatan mobilitas, ketahanan, dan kualitas hidup yang lebih baik.

6. Siapa yang dapat menjalani tanam benang non-bedah?

Prosedur tanam benang non-bedah biasanya direkomendasikan oleh dokter ortopedi untuk pasien yang menderita masalah pada sendi atau ligamen. Pasien yang menderita gangguan kestabilan sendi, seperti cedera olahraga atau osteoarthritis, dapat menjadi kandidat yang baik untuk prosedur ini. Namun, setiap kasus harus dievaluasi secara individual dan keputusan akhir tetap berada di tangan dokter yang merawat.

7. Apakah ada risiko terkait dengan tanam benang non-bedah?

Seperti prosedur medis lainnya, tanam benang non-bedah juga melibatkan risiko tertentu. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi adalah perdarahan, infeksi, nyeri, atau reaksi alergi terhadap benang. Namun, risiko ini biasanya jarang terjadi dan dapat diminimalkan dengan pemilihan dokter yang berpengalaman dan langkah-langkah pencegahan yang tepat.

8. Kapan pasien dapat kembali ke aktivitas normal setelah prosedur ini?

Pemulihan setelah tanam benang non-bedah dapat bervariasi tergantung pada kompleksitas kasus dan respon individu pasien. Sebagian besar pasien dapat mulai melakukan aktivitas ringan dalam beberapa hari setelah prosedur. Namun, aktivitas berat atau olahraga yang mengandalkan sendi biasanya perlu ditunda selama beberapa minggu atau bulan untuk memungkinkan jaringan memperkuat sepenuhnya.

Para ahli ortopedi di Indonesia telah melaporkan keberhasilan yang mengesankan dalam kasus-kasus tanam benang non-bedah. Namun, penting bagi pasien untuk berkonsultasi dengan dokter mereka untuk mengidentifikasi apakah prosedur ini cocok untuk kondisi mereka masing-masing.

Referensi:

1. Darmawan, I. P., Osman, N. A. A., Antonius, R., & Zahari, S. A. H. (2016). Nonoperative suture anchor repair for symptomatic type-II SLAP lesion: a case report. Malaysian orthopaedic journal, 10(2), 42–44.

2. Sekiguchi, M., Yabuki, T., Hayashida, M., & Itoman, M. (2019). Clinical outcomes of arthroscopic side-to-side repair for the partially torn rotator cuff: A comparison between simple and mattress sutures. Asia-Pacific journal of sports medicine, arthroscopy, rehabilitation and technology, 16, 8–12.

0

Tetap dalam kontak

Dapatkan informasi kecantikan harian dan informasi kecantikan terkait

Langganan
Temukan cara yang aman dan memberdayakan untuk meningkatkan kecantikan Anda dengan sumber daya informatif dan penuh kegembiraan kami

Tetap dalam kontak

Dapatkan pembaruan tentang sumber daya kecantikan, tips, dan berita

Langganan