Koreksi ptosis merupakan prosedur bedah yang bertujuan untuk memperbaiki kelopak mata yang turun atauptosis. Kelopak mata yang menutup sebagian atau seluruh bola mata dapat mengganggu pandangan pengidapnya, mengurangi lapangan pandang, dan menyebabkan masalah estetika. Dalam artikel ini, kami akan membahas mengenai alasan mengapa seseorang memilih koreksi ptosis, bagaimana prosedur ini dilakukan, berapa biayanya, dimana melakukan operasi, apa yang bisa diharapkan, serta siapa yang sebaiknya menjalani koreksi ptosis.
1. Mengapa koreksi ptosis dilakukan?
Ada beberapa alasan mengapa seseorang memilih untuk menjalani koreksi ptosis. Pertama, kelopak mata yangturun dapat mengganggu pandangan dan menyebabkan ketidaknyamanan saat melihat. Koreksi ptosis dapat membantu mengembalikan pandangan yang normal dan memperbaiki kualitas hidup penderita. Kedua, masalah estetika juga menjadi pertimbangan. Kelopak mata yang turun dapat membuat wajah terlihat lelah dan tidak segar. Melalui koreksi ptosis, penampilan wajah dapat diperbaiki dan perubahan positif pada kepercayaan diri dapat dirasakan.
2. Bagaimana prosedur koreksi ptosis dilakukan?
Koreksi ptosis dilakukan melalui suatu prosedur bedah yang disebut blefaroplasti atas. Dokter bedah akanmengangkat dan mereposisi otot-otot kelopak mata yang lelah atau melemah. Melalui beberapa sayatan kecil di sekitar kelopak mata, otot-otot tersebut akan disesuaikan dan disambungkan kembali pada tempat yang lebih tinggi. Setelah prosedur selesai, kelopak mata akan kembali tertutup dengan rapi dan pandangan akan terlihat lebih jelas.
3. Berapa biaya koreksi ptosis?
Biaya koreksi ptosis dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti wilayah geografis, kompleksitas permasalahan, dan pengalaman dokter bedah. Secara umum, biaya koreksi ptosis di Indonesia berkisar antara Rp 5.000.000 hingga Rp 15.000.000. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter yang berkualitas untuk mendapatkan perkiraan biaya yang lebih akurat.
4. Dimana operasi koreksi ptosis dapat dilakukan?
Operasi koreksi ptosis dapat dilakukan di berbagai rumah sakit dan klinik bedah plastik di Indonesia. Beberapakota dengan fasilitas medis yang berkualitas tinggi dan banyak dokter bedah plastik yang berpengalaman antara lain Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Pastikan untuk memilih fasilitas medis yang terpercaya dan dokter bedah yang memiliki sertifikat dan pengalaman dalam melakukan koreksi ptosis.
5. Apa yang bisa diharapkan setelah koreksi ptosis?
Setelah koreksi ptosis, pengidap akan mengalami perubahan yang signifikan. Kelopak mata akan terlihat lebihterangkat dan pandangan menjadi lebih jelas. Pengidap juga dapat merasakan perubahan pada penampilan wajah, dengan tampak lebih segar dan terlihat lebih muda. Pascaoperasi, perawatan yang baik sangat penting untuk memastikan pemulihan yang optimal dan hasil yang lebih baik. Dokter bedah akan memberikan panduan perawatan yang diperlukan setelah operasi.
6. Siapa yang sebaiknya menjalani koreksi ptosis?
Prosedur koreksi ptosis direkomendasikan untuk mereka yang mengalami turunnya kelopak mata, baik ituberhubungan dengan kelainan bawaan atau karena faktor penuaan. Pasien yang mengalami hambatan pandangan atau tidak nyaman saat melihat, serta mereka yang ingin memperbaiki penampilan estetika wajah mereka, adalah kandidat yang tepat untuk menjalani koreksi ptosis.
Dalam kesimpulan, koreksi ptosis adalah prosedur bedah yang memberikan solusi bagi masalah kelopak mataturun. Dengan mengangkat dan mereposisi otot yang lemah, pandangan dapat kembali normal dan penampilan wajah dapat diperbaiki. Mengingat faktor-faktor yang mempengaruhi biaya dan kualitas hasil, penting untuk memilih dokter bedah yang berkualitas dan melakukan konsultasi sebelum menjalani operasi. Dengan melakukan koreksi ptosis, pengidap dapat mendapatkan pandangan baru dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Referensi:
1. Dewi, I. N. K., & Dharamsi, L. M. (2017). Surgical correction of ptosis: Experience, outcome, and patient satisfaction in three government hospitals in central Java, Indonesia, 2010-2016. Bali Journal of Anesthesiology, 1(1), 28-30.
2. Darmawan, I. G., Juliari, A., & Buditomo, B. C. (2019). Outcome of sling materials in ptosis surgery in Sanglah General Hospital Denpasar. Medical Journal of Indonesia, 28(3), 258-264.